90% Video Ads Gagal Bukan Karena Hook-nya Jelek, Tapi Karena Ini…
Disclaimer dulu deh: Ini mungkin akan bertolak belakang sama yang biasa kalian dengar. Kalau kamu searching di Google atau TikTok soal "cara bikin video iklan yang converting," pasti banyak banget yang fokus ke "hook" atau 3 detik pertama. But lemme tell you something, bukan cuma itu yang bikin iklannya works.
The Real Truth About Video Ads yang Converting
Gua ngelihat ini tiap hari. Brand-brand datang ke Grand Slam dengan masalah yang sama: "Mas Daniel, kita udah coba bikin iklan tapi ROAS-nya hancur," atau "Budget kita habis, tapi sales nggak naik-naik."
Nah, kalau ditelusuri, masalah sebenarnya bukan karena hook-nya jelek.
The real issue? Hampir 90% iklan gagal karena satu hal yang super basic:
"NGGAK MENJAWAB KEBUTUHAN TARGET MARKET."
That's it. Sesimple itu.
The Wrapper vs. The Sauce
Gua pernah baca buku yang bilang gini:
"If you need to get the attention, you need the wrapper. But if you want to convert, you need the sauce."
Artinya gimana?
"The Wrapper" = Hook, packaging, cara kamu bikin orang berhenti scroll
"The Sauce" = Cerita/isi dari iklan kamu yang bikin orang convert jadi buyer
Masalahnya, kebanyakan brand (atau bahkan agency) cuma fokus ke "wrapper" atau bungkusnya doang.
"Kita harus bikin hook yang menarik!"
"3 detik pertama harus catchy!"
"Kita pakai trending sound biar viral!"
Don't get me wrong, hook penting. Tapi lu bisa punya hook paling catchy sedunia, kalau "sauce"-nya hambar, ROAS-mu tetap bakal hancur.
Jadi, gimana caranya supaya iklannya perform?
Selama 5 tahun bikin video ads untuk puluhan brand melalui Grand Slam, gua menemukan satu pola yang konsisten dari iklan-iklan yang high-performing:
Mereka memahami urgent pain point target market dan menawarkan solusi yang lebih baik, lebih cepat, atau lebih murah untuk masalah tersebut.
Coba bayangkan:
Lu lagi sakit gigi parah tengah malam
Lu scrolling TikTok karena gak bisa tidur
Tiba-tiba ada iklan yang bilang "3 Cara Hilangkan Sakit Gigi dalam 5 Menit Tanpa ke Dokter"
Pasti lu bakal nonton sampai habis. Bahkan mungkin langsung checkout produknya (mungkin juga enggak).
Why? Karena iklan itu nyentuh urgent pain point lu pada saat itu, dan menjanjikan solusi yang cepat dan mudah.
Awareness Level: Kunci Memahami Apa yang Dibutuhkan Target Market
Ada konsep yang super penting namanya Awareness Level. Ini adalah tingkatan seberapa sadar target market lu akan masalah mereka dan solusinya.
Video ads lu HARUS menyesuaikan dengan awareness level target market. Kalau lu bikin iklan "langsung jualan" ke audience yang bahkan belum sadar mereka punya masalah, ya jelas boncos.
The Real Secret?
Jujur, there is no secret. It’s all there from the first place. Video ads bisa perform bukan karena hook yang catchy. Tapi memahami customer lu sedalam-dalamnya, dan create solutions yang mereka butuhkan.
"People don't buy your product, they buy the solution to their problem."
Dan mereka hanya akan beli kalau solusi yang lu tawarkan:
Better (lebih baik)
Faster (lebih cepat)
Cheaper (lebih murah) dari yang mereka sekarang punya.
Your Turn: Action Steps untuk Bikin Video Ads yang Converting
Sebelum lu mulai bikin hook atau visual, do this first:
Deep dive ke customer problem. Interview 5 customer terbaik lu, atau baca comment section dan review.
Tanyakan "why" 5 kali. Kenapa mereka beli produk lu? Kenapa itu penting? Kenapa? Kenapa? Kenapa?
Identify the urgent pain point. Dari semua masalah, mana yang paling mendesak dan menyakitkan?
Craft your "sauce". Gimana produk lu bisa solve masalah itu dengan cara yang better, faster, atau cheaper?
BARU bikin hook yang menarik berdasarkan pain point dan solusi tersebut.
Remember, good hook bisa bikin orang nonton. Tapi strong "sauce" yang bikin orang beli.
Satu pertanyaan terakhir yang gua sering dapet: "Tapi Dan, gimana caranya bikin orang berhenti scroll dulu kalau hook-nya gak menarik?"
My answer: Hooks yang paling menarik adalah hooks yang directly address the most painful problem your audience is facing.
Jadi, solve the "sauce" first. The "wrapper" will follow.
Your ads can do better. Trust me.